Bab 4 Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah - Kelas 11 (SMA / MA / SMK) Prakarya
Ringkasan Buku Sekolah
Kelas 11 (SMA / MA / SMK)
Prakarya
Bab 4 Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah
A Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah
Beberapa faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah:
•Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri, antara lain :
1) Pengetahuan yang dimiliki;
2) Pengalaman yang pernah dilalui;
3) Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai pelajaran;
4) Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
Faktor eksternal, yaitu hal – hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain:
1) Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
2) Kesulitan yang dihadapi sehari–hari.
3) Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain;
4) Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Risiko usaha dapat ditimbulkan karena :
1) Permintaan (perubahan mode, selera, dan daya beli)
2) Perubahan kongjungtur (perubahan kondidi perekonomian yang pasang surut)
3) Persaingan
4) Akibat lain, seperti : bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain.
Namun sesungguhnya ada berapa unsur yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko usaha yaitu :
1) Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan
2) Adanya keinginan kuat untuk berprestasi, dorongan berinisiatif, dan motivasi untuk melaksanakan strategi usaha.
3) Adanya kemampuan merencanakan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
4) Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah modal usaha untuk memperoleh keuntungan
Faktor non teknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan khas daerah diantaranya:
1) Perencanaan
2) Menetapkan tujuan
3) Adaptasi
4) Inovasi
5) Memasarkan
6) Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha.
Sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat usaha makanan khas daerah adalah :
a. Man (manusia)
b. Money (uang)
c. Material (bahan)
d. Machine (peralatan)
e. Method (cara kerja)
f. Market (pasar)
g. Information (Informasi)
Perencanaan Pemasaran Usaha Makanan Khas Daerah
a. Buatlah nama untuk bisnis makanan semenarik mungkin
b. Perkenalkan usaha olahan makanan kepada masyarakat
c. Berikan potongan harga untuk acara tertentu contoh pada saat grand opening
d. Membangun jaringan dengan usaha lain yang dapat mendukung usaha makanan yang dibuat.
e. Menciptakan inovasi pada menu – menu yang ditawarkan
f. Meningkatkan kualitas pelayanan
B Penerapan Sistem Produksi Makanan Khas Daerah Berdasarkan Daya Dukung Daerah
Perbedaan budaya dan bahan pangan yang tersedia membuat pengolahan produk makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan yang beranekaragam dengan karakter yang berbeda pula.
a. Masakan dari Jawa Barat
Olahan sayuran yang masih mentah disebut karedok.Sedangkan yang matang disebut gado-gado.
b. Masakan Jawa Tengah
Contoh makanan khas dari Jawa Tengah adalah gudeg
c. Masakan Jawa Timur
Contoh makanan khas dari Jawa Timur adalah rujak cingur, tahu tek, dan lain-lain
d. Masakan Sumatera
Contoh makanan khas dari Sumatera adalah rendang, mpe-mpe, tempoyak, keripik sanjay, dan lain-lain.
e. Sulawesi
Contoh makanan khas Sulawasi adalah bubur jagung, kaledo, palumara, uvempoi, uta kelo, dan lain sebagainya
Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah
Pada hakekatnya memasak adalah suatu proses pemananasan bahan makanan. Guna pemanasan tersebut adalah untuk meningkatkan rasa, memudahkan pencernaan, memperbaiki tekstur, meningkatkan penampilan dan mematikan kuman.
Dalam mengolah makanan ada tiga teknik pengolahan untuk membuat makanan khas daerah yaitu :
a. Teknik memasak basah
1) Merebus
2) Menyetup
3) Braising
4) Mengukus
5) Mentim
6) Memblansir
b. Teknik memasak kering
1) Memanggang
Ada 2 macam cara memanggang yaitu griddling atau pan broiling dan roasting.
2) Mengepan atau mengoven
3) Menggongseng atau menyangan
c. Teknik memasak dengan minyak
1) Menumis
2) Menggoreng
Istilah-istilah lainnya :
- Memfilir ( filleting ) ialah menghilangkan tulang atau duri pada daging ayam atau ikan.
- Melardir (larding) ialah menjahitkan pita pita lemak pada permukaan daging yang tidak berlemak sebelum daging tersebut dipanggang supaya tidak menjadi kering.
- Membardir (barding) ialah membukus daging atau unggas yang tidak berlemak dengan lapisan lemak yang tipis sebelum dimasak agar tidak menjadi kering.
- Menggelasir (glazing) ialah memberi lapisan mengkilap pada makanan.
- Mengentalkan (thickening) ialah menambah bahan pengental pada masakan yang cair sehingga menjadi masakan yang kental.
- Menjernihkan ( clarifying )
- Mengocok Telur untuk membuat kue perlu dikocok lebih dahulu agar kue dapat mengembang.
- Memarinir (marinating) ialah merendam bahan makanan di dalam cairan berbumbu agar bahan makanan tersebut lebih enak dan tidak lekas basi.
- Yang dimaksud dengan mengisi (stuffing) disini adalah mengisi bahan makanan dengan daging, ayam atau ikan yang dicincang dan dicampur tepung panir, nasi atau macaroni, dan bumbu bumbu.
- Memanir (coating) ialah memberi lapisan kulit pada makanan dengan menggunakan telur dan tepung panir, kemudian digoreng.
Kemasan merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi dan memegang peranan penting dalam usaha pengolahan makanan.
Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional.
C Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Makanan Khas Daerah
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi digunakan 10 kg daging yang akan menghasilkan sekitar 40 bungkus rendang ukuran 1/4kg. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut:
1) Biaya variabel
2) Biaya tetap
3) Total biaya
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp. 1.340.000,00 + Rp. 160.700,00
= Rp. 1.500.700,00
4) Penerimaan kotor
Penerimaan kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
5) Pendapatan bersih (Laba)
Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp. 1.800.000,00 – Rp. 1.500.700,00
= Rp. 299.300
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 10 kg rendang akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp. 299.300,00
D Promosi Produk Hasil Usaha Makanan Khas Daerah
Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi, yang terdiri dari empat komponen utama yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka.
Beberapa teknik promosi yang dapat dilakukan adalah :
a. Memberikan kupon (Coupons)
b. Price-off Deals/Discount (Potongan harga)
c. Premium and advertising specialties (Promosi special)
d. Contest and sweepstakes (Kontes dan Undian)
e. Sampling and trial offers (pemberian contoh produk)
E Laporan Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah
Laporan kegiatan makanan khas daerah dibuat dalam bentuk proposal. Proposal ini yang dibuat bermanfaat untuk :
a. membantu wirausaha untuk mengembang kan usaha dan menguji strategi dan hasil yang di harap kan dari sudut pandang pihak lain (investor)
b. membantu wirausaha untuk berfikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan dijalankan
c. sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan menyakinkan gagasan kepada pihak lain
d. Membantu meningkat kan keberhasilan para wirausaha
Comments
Post a Comment